NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN






  1. Percaya Diri (Self-confidence)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988: 33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu,kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).
Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatupekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.

  1. Berorientasi Tugas dan Hasil
Menurut Angelita S. Bajaro seorang wirausaha yang berani menaggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Yuyun Wirasasmita, 1994:2), menurut Geoffrey G.Meredith. 1996:37 wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Pilihan terhadap resiko ini sangat bergantung pada :
• Daya tarik setiap alternatif.
• Siap untuk mengalami kerugian.
• Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongankuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencaridan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.

  1. Keberanian Mengambil Risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salahsatu nilai ke utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar risi memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, "seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik" (Geoffrey G Meredith, 1996: 37). Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi risiko dan ketidakpastian inilah, wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi kegagalan atau keberhasilan. Pada situasi ini, menurut Meredith (1996:38), ada dua alternatif atau lebih yang harus dipilih,yaitu alternatif yang mengandung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada:
a.      Daya tarik setiap alternatif.
b.      Kesediaan untuk rugi.
c.       Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan oleh:
a.      Keyakinan pada diri sendiri.
b.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan.
c.       Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.

  1. Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki sifat-sifat sbb:
• Kepeloporan
• Keteladanan
• Tampil beda
• Mampu berfikir divergen dan konvergen
Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. la selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang.

  1. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memilikiperspektif dan pandangan ke masa. depan. Karena memiliki pandangan yangjauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa. depan. pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausahatidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

  1. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran yang baru dan berbeda. Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang baru dan berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah teletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan persoalan dan meraih peluang. Ciri-ciri kepribadian kreatif terletak pada keterbukaan, kreatifitas, kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa tanggung jawab dan penuh daya imajinasi.
Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsur-unsur keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 7).
Ciri-cirinya, adalah:
a.      Tidak pernah puas dengan cara-carayang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik
b.      Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
c.       Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.

Zimmerer (1996:51), dalam bukunya "Entrepreneurship and The New Venture Forma­tion, mengungkapkan bahwa:"Sometimes creativity involves generating something from nothing. However, creativity is more likely to result in collaborating on the present, inputting old things together in new ways,or in taking something away to create something simpler or better".
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
a.      Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
b.      Hasil kerja sama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara yang baru.
c.       Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.

  1. Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan
Hasil penelitian terhadap otak manusia, menunjukkan bahwa fungsi otak manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan. Setiap bagian tidak memiliki fungsi spesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Fungsi bagian acak yang satu lebih dominan daripada bagian yang lain. Fungsi otak sebelah kiri dikendalikan secara linear (berpikir vertikal), sedangkan otak sebelah kanan lebih mengandalkan pada berpikir lateral. Otak sebelah kiri berperan menangkap logika dan simbol-simbol sedangkan sebelah kanan lebih menangkap hal yang bersifat intuitif dan emosional. Otak sebelah kanan menggerakan berpikiran lateral dan meletakkannya pada jiwa proses kreatif. Menurut Zimmerer (1996), untuk mengembangkan keterampilan berpikir, seseorang menggunakan otak sebelah kiri. sedangkan untuk belajar mengembangkan keterampilan kreatif digunakan otak sebelah kanan, ciri-cirinya:
a.      Selalu bertanya, "Apa ada cara yanglebih baik?"
b.      Selalu menantang kebiasaan, tradisi,dan kebiasaan rutin.
c.       Berefleksi/merenungkan, berpikir dalam.
d.      Berani bermain mental, mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai sukses.
e.      Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif.
f.        Memiliki keterampilan helikopter (helicopters skills), yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.

Sedangkan otak sebelah kiri digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Terdapat tujuh langkah proses kreatif yaitu sbb :

v  Tahap 1: Persiapan (Preparation).
Persiapan menyangkut kesiapan kita untuk berpikir kreatif yang dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Bagaimana kita dapat memperbaiki pikiran kita agar berpikir kreatif? Zimmerer mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita untuk berpikir kreatif, yaitu:
a.      Hindari sikap untuk tidak belajar. Setiap situasi merupakan peluang untuk belajar
b.      Belajar banyak. Jangan belajar terbatas pada satu keahlian yang kita miliki saja, karena banyak inovasi yang diperoleh dari bidang ilmu lain.
c.       Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.
d.      Himpun artikel-artikel yang penting.
e.      Temui profesional atau asosiasi dagang, dan pelajari cara mereka memecahkan persoalan.
f.        Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
g.      Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain

v  Tahap 2: penyelidikan (Investigation).
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan. seseorang dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan. Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang tertentu,seseorang pertama-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen­komponen dasarnya. Misalnya, seseorang pedagang tidak bisa menghasilkan ide-ide baru kalau ia tidak mengetahui konsep-konsep atau komponen-komponen dasar tentang perdagangan.

v  Tahap 3: Transformasi (Transformation)
Transpormasi yaitu menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi yang terkumpul(involves viewing the similarities and the differences among the information collected). Transformasi, ialah mengidentifikasi persamaan­persamaandan perbedaan-perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul. Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen. Berpikir konvergen(convergent thinking)adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan di antara data dan kejadian yang bermacam-macam. Sedangkan berpikir divergen(divergentthinking),adalah kemampuan untuk melihat perbedaan-perbedaan antara data dan kejadian-kejadian yang beranekaragam.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan mentransformasi informasi ke dalam ide-ide, yaitu yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a.      Evaluasi bagian-bagian situasi beberapa saat, cobalah ambil gambaran luasnya.
b.      Susun kembali unsur-unsur situasi itu. Di samping melihat komponen-komponen masalah/isu dalam susunan dan perspektif yang berbeda-beda, kita harus mampu melihat perbedaan dan persamaan secara cermat.
c.       Sebelum melihat satu pendekatan khusus terhadap situasi tertentu, ingat bahwa dengan beberapa pendekatan mungkin keberhasilan akan dicapai.
d.      Lawan godaan yang membuat penilaian kita-tergesa-gesa dalam memecahkan persoalan atau mencari peluang.Tahap

v  Tahap 4: Penetasan (Incubation)
yaitu menyiapkan pikiian bawah sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul (allows the subconcious mind to reflect on the information collected). Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi. Untuk mempertinggi tahap inkubasi dalam proses berpikir kreatif dapat dilakukan dengan cara:
a.      Menjauhkan diri dari situasi. Melakukan sesuatu yang tidak terkait dengan masalah atau peluang secara keseluruhan sehingga kita dapat berpikir di bawah sadar.
b.      Sediakan waktu untuk mengkhayal. Meskipun mengkhayal seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak berguna, akan tetapi khayalan merupakan bagianterpenting dari proses kreatif.
c.       Santai dan bermain secara teratur. Anda dapat berpikir kreatif dengan ide-ide besar pada waktu bermain atau santai. Ide-ide besar Bering muncul pada waktu bermain golf, mendengarkan musik, di kebun/taman, atau di tempat tidur.
d.      Berkhayal tentang masalah atau peluang. Berpikir berbagai masalah sebelum tidur merupakan cara efektif untuk mendorong pikiran Anda bekerja waktu tidur.
e.      Kejarlah masalah atau peluang meskipun dalam lingkungan yang berbeda di mana saja.

v  Tahap 5: Penerangan (Illumination).
Penerangan akan muncul pada tahap inkubasi, yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang (occurs at - -ww point during the incubation stage when a spontaneous breakthrough causes "the light bulb to _fir on "). Pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul bersama-sama menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif.

v  Tahap 6: Pengujian (Verification).
Menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang muncul(involves validating the idea as accurate and useful)yang dapat dilakukan pada masapercobaan, proses simulasi, tes pemasaran, membangun pilot project, membangun prototipe, dan aktivitas lainyang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.

v  Tahap 7: Implementasi (Implementation).
Mentransformasikan ide-ide ke dalam praktik bisnis(involvestransforming the idea into a business reality).Roger Von Oech dalam bukunya "Whack on the side of the Head",mengidentifikasi sepuluh kunci mental dari kreativitas ("mental lock" of creativity) atau hambatan-hambatan kreativitas.
Zimmerer mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan"entre­preneur "rules to live by"yaitu:
a.      Create, innovate, and activate, yaitu ciptakan, temukan, dan aktifkan. Wirausaha selalu memimpikan ide-ide baru, dan selalu bertanya "apa mungkin" atau "mengapa tidak" dan menggunakan inovasinya dalam kegiatan praktis.
b.      Always be on the look out for new opportunities,yaitu selalu mencari peluang baru. Wirausaha harus selalu mencari peluang baru atau menemukan cara baru untuk menciptakan peluang.
c.       Keep it simple, yaitu berpikir sederhana. Wirausaha selalu mengharapkan umpan balik sesegera mungkin, dan berusaha dengan cara yang tidak rumit.
d.      Try it, fix it, do it,yaitu selalu mencoba, memperbaiki, dan melakukannya. Wirausaha berorientasi pada tindakan. Bila ada ide, wirausaha akan segera mengerjakannya.
e.      Shoot for the top, yaitu selalu mengejar yang terbaik, terunggul dan ingin cepat mencapai sasaran. Wirausaha tidak pernah segan, mereka selalu bermimpi besar. Meskipun tidak selalu benar, mimpi besar adalah sumberpenting untuk inovasi dan visi.
f.        Don't be ashamed to start small, yaitu jangan malu untuk memulai dari hal-hal yang kecil. Banyak perusahaan besar yang berhasil karena dimulai dariusaha kecil.
g.      Don't fear failure: learn form it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari kegagalan. Wirausaha harus tahu bahwa inovasi yang terbesar berasal dari kegagalan.
h.      Never give up,yaitu tidak pernah menyerah atau berhenti karena wirausaha bukan orang yang mudah menyerah.
i.        Go for it,yaitu untuk terns mengejar apa yang diinginkan. Orang yang pantang menyerah selalu mengejar apa yang belum dicapainya. Sebelum tujuannya tercapai, maka ia akan mengejarnya.

  1. Sikap Dan Kepribadian Wirausaha
Menurut Harsojo (1978:5), modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan:
a.      Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan.
b.      Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis.
c.       Berorientasi pada masa kini dan masa depan.
d.      Meyakini kemampuan sendiri.
e.      Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f.        Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.

Menurut Dusselman (1989: 16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:
a.      Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerimaide-ide baru.
b.      Keberanian untuk menghadapi risiko,yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
c.       Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi:
·         Usaha perencanaan.
·         Usaha untuk mengkoordinir.
·         Usaha untuk menjaga kelancaran usaha.
·         Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha.


  1. Kepemimpinan,
Kepemimpinan yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha. Menurut Kathleen L. Hawkins &Peter A.Turla (1986) pola tingkah laku kewirausahaan di atas tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut:
a.      Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi risiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat.
b.      Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antar-personal, ke kepemimpinan, dan manajemen.
c.       Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menemukan produk dan harga, periklanan dan promosi.
d.      Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan, dan penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
e.      Keuangan, indikatornya adalah sikapterhadap uang dan cara mengatur uang.

David McDelland (1961: 205) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu :
a.      Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil risiko yang modest, dan bukan atas dasar kebetulan belaka.
b.      Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.
c.       Tanggung jawab individual.
d.      Mengetahui hasil-hasil dari berbagaikeputusan yang diambilnya, dengan tolok ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.
e.      Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa datang.
f.          Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan, kepemimpinan, dan manajerial. Telah dikemukakan di atas bahwa wirausaha adalah inovator dalam mengom­binasikan sumber-sumber bahan baru, teknologi baru, metode produksi baru, akses pasar baru, dan pangsa pasar baru (Schumpeter, 1934).

  1. Motif Berprestasi Kewirausahaan
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). la mengemukakan hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan dan keamanan (security needs), kebutuhan social (social needs), kebutuhan harga diri (esneeds), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).
·      Menurut Victor Vroom, ada tiga variabel yang saling berhubungan, yaitu:
a.      Attractiveness, merupakan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan.
b.      Performance-reward linkage, yaitu hubungan antara imbalan yang diperoleh dan kinerja, dan
c.       Effort performance linkage, yaitu hubungan antara usaha dan kinerja yang dihasilkan.
·      Menurut Zimmerer (1996: 3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan, yaitu:
a.      Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
b.      Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
c.       Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.
d.      Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.

Postingan populer dari blog ini

MEMASUKAN PRESET KAMERA RAW KE ADOBE PHOTOSHOP CC

CARA MEMBUAT PROGRAM PERKALIAN SEDERHANA PADA VISUAL BASIC

Cara Menampilkan folder yang tersembunyi (hidden) di windows 7